MAKALAH
PERENCANAAN PENDIDIKAN: ANALISIS SWOT DAN BALANCE SCORE CARD
I.
Pendahuluan
Sekolah merupakan salah
satu lembaga pendidikan yang memiliki peran besar dalam pengembangan kemampuan
akademiknon akademik dan bahkan moral para siswa yang berada di dalamya.
Sekolahpun menjadi salah satu ujung tombak bagi perkembangan dan kelangsungan sebuah
negara. Karena itulah keberadaan sebuah sekolah yang memiliki kualitas dan
kredibilitas yang baik dalam berbagai aspek mutlak diperlukan bagi segenap anak
Indonesia. Meskipun demikian, pencapaian kualitas yang diharapkan ini tidak
semua sekolah maupun lembaga pendidikan mampu meraihnya. Bahkan secara umum,
sistem pendidikan Indonesia masih perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh
dan kontinyu untuk mencapai kebaikan dalam tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan juga
dituntut dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu
bersaing dan juga kooperatif di dunia global. Agar lulusan pendidikan nasional
memiliki kompetitif tidak bisa terlepas dari kualitas manajemen
pendidikan, baik dalam hal efektivitas dan efisiensi proses ke arah peningkatan
mutu pendidikan. Tantangan dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana
perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini
pemerintah, harus memiliki alat atau piranti untuk mengevaluasi sampai sejauh
mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat
dapat tercapai secara optimal.
Salah satu strategi
manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah)
memiliki daya tahan dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan
datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT dan Balance Scorecard. Oleh karena itu
untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis SWOT dan Balance Scorecard,
bagaimana pelaksanaannya, akan dibahas dalam makalah ini secara detail.
II.
Rumusan Masalah
A.
Apa pengertian analisis SWOT ?
B.
Bagaimana penerapan analisis SWOT dalam lembaga pendidikan ?
C.
Apa manfaat Analisis SWOT ?
D.
Apa pengertian analisis Balance Scorecard beserta perspektifnya ?
E.
Apa manfaat analisis balance scorecard ?
III.
Pembahasan
A.
Pengertian analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan
salah satu metode analisis situasional yang menitikberatkan pada identifikasi
beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan,
organisasi, atau lembaga. SWOT sendiri merupkan akronim dari Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman).[1]Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts)
dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga
tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut analisis
situasi.
Dalam
konteks pendidikan analisis SWOT dimungkinkanuntuk mendapatkan sebuah gambaran
menyeluruh mengenai situasi sekolah itu sendiri baik dalam hubungannya dengan
masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang
akan dimasuki oleh para siswanya, bahkan sampai situasi internal sekolah itu
sendiri. Untuk pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas
ancaman dan peluang), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan
dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.
Perkiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten
atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan
program yang lebih inovatif dan relevan, sesuai dengan kondisi sekolah itu
sendiri.
B.
Penerapananalisis SWOT
1)
Lingkungan internal
a)
Strength (kekuatan)
Yaitu faktor internal yang menunjukkan kemampuan yang akan membantu mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan. Faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai
plus dalam lembaga
pendidikan tersebut. Hal ini
bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan memiliki
skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan
terbaik maupun kelebihan- kelebihan lain yang
membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun
pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang
keunggulan, antara lain:Ruang kelas yang baik, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana
(lingkungan belajar)memadai.kekuatan
pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan dimasyarakat,kepercayaan berbagai pihak yang
berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan diera otonomi
pendidikan atara lain: sumber
daya manusia yang secara kuantitatif baik. Selain
itu antusiasme pelaksanaan pendidikan sangat tinggi, yang didukung sarana
prasarana pendidikan yang cukup memadai.
Hal lain dari faktor keunggulan lembaga pendidikan
adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi,
dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses lembaga pendidikan. Bagi sebuah
lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali terhadap kekuatan dasar
lembaga tersebut sebagai
langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi.
Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar
untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
b)
Weaknesses (kelemahan)
Kelemahan merupakan faktor internal yang meliputi keterbatasan
sumberdaya dan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan internal.[2]
Sehingga mampu menjadi penghalang untuk mencapai tujuan suatu lembaga
pendidikan. Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah
hal yang wajar tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu
kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak
dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan
prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan
masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat
atau dunia usaha dan industri dan lain-lain. Untuk itu, beberapa faktor
kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola lembaga pendidikan,
antara lain:(1) lemahnya
SDM dalam lembaga pendidikan. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada
sarana wajib saja. (3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
(4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga
pendidikan yang lain dan sebagainya.
2) Lingkunganeksternal
c)
Oportunities (peluang)
Merupakan faktor eksternal yang cenderung memiliki efek positif
pada pencapaian atau tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak
dipertimbangkan. Peluang
adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi
formulasi dalam lembaga pendidikan. Jika dapat mengidentifikasi peluang secara
tepat, ini akan mendatangkan keuntungan bagi lembaga pendidikan berupa
kelangsunan hidup lembaga di masa depan yang lebih baik.[3]
Peluang pengembangan lembaga
pendidikan antara lain : 1. Di era yang sedang krisis moral dan krisis
kejujuran seperti ini diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih
dominan. 2. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif
dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan
lembaga pendidikan kedepan
d)
Threat (ancaman)
Adalah faktor eksternal yang cenderung memiliki efek negatif
pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan sulit
dicapai. Ancaman merupakan factor yang
secara serius akan mempengaruhi masa depan organisasi atau lembaga.[4]
Ancaman
merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman
tersebut adalah: minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut, adanya lembaga pendidikan baru di area yang sama, persaingan harga dengan lembaga pendidikan lain,lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan
baru yang lebih inovatif dan lain-lain.
Contoh
penerapan analisis swot dalam lembaga pendidikan MA Ma’arif
1) Kondisi internal
a) Kekuatan
·
Kurikulum
tahfidz juz ‘amma
Setiap
siswa harus menghafal surat-surat juz ‘amma
·
Program
menghafal tahlil
·
Pengembangan
bahasa arab
·
Praktek
khutbah jum’at
·
Ruang
kelas baik, nyaman, memadai
·
Memiliki
perpustakaan, mushola, laboratorium, koperasi
b) Kelemahan
·
Kondisi
finansial yang lemah
·
Tenaga
pendidiknya kurang professional
·
Kurang
tegasnya sanksi bagi siswa yang tidak mentaati peraturan
2) Kondisi eksternal
c) Peluang
·
Tuntutan
masyarakat yang menginginkan lulusan yang memiliki kemampuan lebih dibidang
agama
·
Apresiasi
dan kepercayaan masyarakat yang tinggi
d) Ancaman
·
Adanya
pesaing atau lembaga pendidikan lain di lingkungan sekitar
·
Minat
peserta didik yang menurut terhadap pendidikan agama
·
Adanya
lembaga lain yang menghasilkan lulusan yang lebihi novatif
C.
Manfaat analisis SWOT
Manfaat analisis SWOT diantaranya:
1.
Untuk membantu meningkatkan kualitas maupun keunggulan lembaga pendidikan
tersebut
2.
Untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan pada lembaga pendidikan
3.
Dapat menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi
D.
Pengertiananalisis Balance Scorecard
Balanced berarti seimbang, atau bisa juga
diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga keseimbangan, baik dari segi
finansial maupun Non-finansial, kinerja masa lampau, masa sekarang, masa depan,
internal dan eksternal.[6]Scorecard berarti kartu nilai, yang artinya
sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai penilaian kinerja dari setiap
strategi yang
dibangun. Kartu nilai atau kartu skor
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu
skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh manajer dimasa depan. Melalui kartu
skor, skor yang hendak diwujudkan manajer di masa
depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan
ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan.
Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukurkinerja
perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan
maupun non keuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan,
perspektif
pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
a.
Perspektif
keuangan
Keuangan merupakan hal yang
penting dalam organisasi karena organisasi tidak dapat berjalan tanpa adanya
uang. Dengan demikian organisasi harus berupaya semaksimal mungkin agar
berhasil secara keuangannya. Pengukuran kinerja dengan perspektif keuangan
menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan memberikan
perbaikan yang mendasar pada lembaga pendidikan tersebut.
b.
Perspektifpelanggan
Perspektif ini
menitikberatkan pada kepuasan pelanggan terhadap lembaga. Dalam hal ini
pelanggan yang dimaksud adalah masyarakat. Artinya bahwa jika masyarakat tidak
puas dengan kinerja lembaga pendidikan kita, maka masyarakat akan mencari
lembaga pendidikan lain. Dengan scorecard perspektif ini kinerja dalam lembaga
pendidikan dapat dinilai melalui kepuasan pelanggan (masyarakat).
c.
Perspektif bisnis internal
Analisis ini dilakukan dengan
mengidentifikasi bisnis internal dalam lembaga, apa yang harus diunggulkan
dalam lembaga tersebut. Scorecard perspektif ini memungkinkan manajer (kepala
sekolah) mengetahui seberapa baik lembaga pendidikannya, apakah
keunggulan-keunggulan yang dimiliki sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan
(mayarakat).
d.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Penilaian kinerja diukur dari
aspek proses pembelajaran dan pertumbuhan yang bersumber dari faktor sumber
daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi dengan cara pelatihan dan
pengembangan, sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas guru maupun pegawai
yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang baik dan kompeten.
E.
Manfaat analisis balance scorecard
Analisis balance scorecard memiliki manfaat, diantaranya:
1.
Memungkinkan manajer untuk melihat keberhasilan keseluruhan kinerja pegawai
2.
Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor
utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun
non-fisik
3. Memungkinkan
manajer menilai apa yang telah mereka investasikan
4. Melaksanakan peninjauan
strategi secara periodik,
5. Mendapatkan umpan balik yang
dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.[7]
IV.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
analisis SWOT merupakan
salah satu metode analisa yang bersifat situasional yang digunakan dalam rangka
mendalami kondisi internal yaitu Strength
(kekuatan), dan weaknesses (kelemahan) maupun eksternal yaitu opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) sebuah lembaga, dalam
hal ini adalah lembaga pendidikan. Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat
menjadi cerminan atau refleksi dari lembaga pendidikan itu sendiri sehingga
dapat mengetahui sisi baik maupun sisi buruk yang dimilikinya dan dapat
menemukan cara untuk memperbaiki diri dari mengetahui hal-hal tersebut.
Manfaat
analisis swot, diantaranya: Untuk
membantu meningkatkan kualitas maupun keunggulan lembaga pendidikan tersebut,
untuk meminimalisir kelemahan atau
kekurangan pada lembaga pendidikan, dapat
menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi, dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana
yang matang untuk mencapai tujuan.
Balanced Scorecard merupakan
suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara
keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat
perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Manfaat analisis
balance scorecard antara lain: Memungkinkan
manajer untuk melihat keberhasilan keseluruhan kinerja pegawai, Memungkinkan
organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi
tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun non-fisik
V.
Penutup
Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
DaftarPustaka
Fahrurrozi. Perencanan Pengembangan Pendidikan
Islam.Semarang: Pustaka Zaman. 2013
luis Suwardi. Balanced Scorecard. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama.2007.
Sallis
Edward. Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD, 2010.
http://www.academia.edu/8147282/analisis_pengukuran kinerja_perusahaan
dengan_pendekatan balance scorecard_Studi_Kasus. Diakses pada tanggal
25 Oktober
2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar