Minggu, 03 Januari 2016

analisis swot dan balance scorecard



MAKALAH PERENCANAAN PENDIDIKAN: ANALISIS SWOT DAN BALANCE SCORE CARD

      I.            Pendahuluan
                        Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peran besar dalam pengembangan kemampuan akademiknon akademik dan bahkan moral para siswa yang berada di dalamya. Sekolahpun menjadi salah satu ujung tombak bagi perkembangan dan kelangsungan sebuah negara. Karena itulah keberadaan sebuah sekolah yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik dalam berbagai aspek mutlak diperlukan bagi segenap anak Indonesia. Meskipun demikian, pencapaian kualitas yang diharapkan ini tidak semua sekolah maupun lembaga pendidikan mampu meraihnya. Bahkan secara umum, sistem pendidikan Indonesia masih perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh dan kontinyu untuk mencapai kebaikan dalam tujuan pendidikan nasional.
                                    Pendidikan juga dituntut dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dan juga kooperatif di dunia global. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki  kompetitif tidak bisa terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, baik dalam hal efektivitas dan efisiensi proses ke arah peningkatan mutu pendidikan. Tantangan dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau piranti untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal.
                        Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis SWOT dan Balance Scorecard. Oleh karena itu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis SWOT dan Balance Scorecard, bagaimana pelaksanaannya, akan dibahas dalam makalah ini secara detail.
   II.            Rumusan Masalah
A.     Apa pengertian analisis SWOT ?
B.      Bagaimana penerapan analisis SWOT dalam lembaga pendidikan ?
C.      Apa manfaat Analisis SWOT ?
D.     Apa pengertian analisis Balance Scorecard beserta perspektifnya ?
E.      Apa manfaat analisis balance scorecard ?
III.            Pembahasan
A.     Pengertian analisis SWOT
            Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang menitikberatkan pada identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, organisasi, atau lembaga. SWOT sendiri merupkan akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).[1]Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi.
            Dalam konteks pendidikan analisis SWOT dimungkinkanuntuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu sendiri baik dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh para siswanya, bahkan sampai situasi internal sekolah itu sendiri. Untuk pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan peluang), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Perkiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan, sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri.

B.      Penerapananalisis SWOT
1)       Lingkungan internal
a)        Strength (kekuatan)
     Yaitu faktor internal yang menunjukkan kemampuan yang akan membantu mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan. Faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus dalam lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik maupun kelebihan- kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
     Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain:Ruang kelas yang baik, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan belajar)memadai.kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan dimasyarakat,kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan diera otonomi pendidikan atara lain: sumber daya manusia yang secara kuantitatif baik. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan sangat tinggi, yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai.                               
        Hal lain dari faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses lembaga pendidikan. Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali terhadap kekuatan dasar lembaga tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
b)        Weaknesses (kelemahan)
     Kelemahan merupakan faktor internal yang meliputi keterbatasan sumberdaya dan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan internal.[2] Sehingga mampu menjadi penghalang untuk mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan. Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
     Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain. Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola lembaga pendidikan, antara lain:(1) lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan. (2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja. (3) lembaga pendidikan swasta umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

2)    Lingkunganeksternal
c)          Oportunities (peluang)
     Merupakan faktor eksternal yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atau  tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan. Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Jika dapat mengidentifikasi peluang secara tepat, ini akan mendatangkan keuntungan bagi lembaga pendidikan berupa kelangsunan hidup lembaga di masa depan yang lebih baik.[3]
     Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain : 1. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan. 2. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan kedepan
d)        Threat (ancaman)
     Adalah faktor eksternal yang cenderung memiliki efek negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan sulit dicapai. Ancaman merupakan factor yang secara serius akan mempengaruhi masa depan organisasi atau lembaga.[4] Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah: minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut, adanya lembaga pendidikan baru di area yang sama, persaingan harga dengan lembaga pendidikan lain,lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang lebih inovatif dan lain-lain.

Contoh penerapan analisis swot dalam lembaga pendidikan MA Ma’arif
1)       Kondisi internal
a)     Kekuatan
·         Kurikulum tahfidz juz ‘amma
Setiap siswa harus menghafal surat-surat juz ‘amma
·         Program menghafal tahlil
·         Pengembangan bahasa arab
·         Praktek khutbah jum’at
·         Ruang kelas baik, nyaman, memadai
·         Memiliki perpustakaan, mushola, laboratorium, koperasi
b)     Kelemahan
·         Kondisi finansial yang lemah
·         Tenaga pendidiknya kurang professional
·         Kurang tegasnya sanksi bagi siswa yang tidak mentaati peraturan
2)     Kondisi eksternal
c)      Peluang
·         Tuntutan masyarakat yang menginginkan lulusan yang memiliki kemampuan lebih dibidang agama
·         Apresiasi dan kepercayaan masyarakat yang tinggi
d)     Ancaman
·         Adanya pesaing atau lembaga pendidikan lain di lingkungan sekitar
·         Minat peserta didik yang menurut terhadap pendidikan agama
·         Adanya lembaga lain yang menghasilkan lulusan yang lebihi novatif

C.      Manfaat analisis SWOT
Manfaat analisis SWOT diantaranya:
1.        Untuk membantu meningkatkan kualitas maupun keunggulan lembaga pendidikan tersebut
2.       Untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan pada lembaga pendidikan
3.       Dapat menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi
4.       Merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan
5.       Dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan.[5]

D.     Pengertiananalisis Balance Scorecard
            Balanced berarti seimbang, atau bisa juga diartikan sebagai alat manajemen untuk menjaga keseimbangan, baik dari segi finansial maupun Non-finansial, kinerja masa lampau, masa sekarang, masa depan, internal dan eksternal.[6]Scorecard berarti kartu nilai, yang artinya sebuah kartu yang di dalamnya terdapat berbagai penilaian kinerja dari setiap strategi yang dibangun. Kartu nilai atau kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh manajer dimasa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan manajer di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan.
            Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukurkinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun non keuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
a.      Perspektif keuangan
        Keuangan merupakan hal yang penting dalam organisasi karena organisasi tidak dapat berjalan tanpa adanya uang. Dengan demikian organisasi harus berupaya semaksimal mungkin agar berhasil secara keuangannya. Pengukuran kinerja dengan perspektif keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan memberikan perbaikan yang mendasar pada lembaga pendidikan tersebut.
b.      Perspektifpelanggan
        Perspektif ini menitikberatkan pada kepuasan pelanggan terhadap lembaga. Dalam hal ini pelanggan yang dimaksud adalah masyarakat. Artinya bahwa jika masyarakat tidak puas dengan kinerja lembaga pendidikan kita, maka masyarakat akan mencari lembaga pendidikan lain. Dengan scorecard perspektif ini kinerja dalam lembaga pendidikan dapat dinilai melalui kepuasan pelanggan (masyarakat).
c.        Perspektif bisnis internal
        Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi bisnis internal dalam lembaga, apa yang harus diunggulkan dalam lembaga tersebut. Scorecard perspektif ini memungkinkan manajer (kepala sekolah) mengetahui seberapa baik lembaga pendidikannya, apakah keunggulan-keunggulan yang dimiliki sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan (mayarakat).
d.      Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
        Penilaian kinerja diukur dari aspek proses pembelajaran dan pertumbuhan yang bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi dengan cara pelatihan dan pengembangan, sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas guru maupun pegawai yang akhirnya akan menghasilkan kinerja yang baik dan kompeten.

E.      Manfaat analisis balance scorecard
Analisis balance scorecard memiliki manfaat, diantaranya:
1.        Memungkinkan manajer untuk melihat keberhasilan keseluruhan kinerja pegawai
2.       Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun non-fisik
3.       Memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan
4.       Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik,
5.       Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.[7]
            
 IV.            Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat situasional yang digunakan dalam rangka mendalami kondisi internal yaitu Strength (kekuatan), dan weaknesses (kelemahan) maupun eksternal yaitu opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) sebuah lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat menjadi cerminan atau refleksi dari lembaga pendidikan itu sendiri sehingga dapat mengetahui sisi baik maupun sisi buruk yang dimilikinya dan dapat menemukan cara untuk memperbaiki diri dari mengetahui hal-hal tersebut.     
            Manfaat analisis swot, diantaranya: Untuk membantu meningkatkan kualitas maupun keunggulan lembaga pendidikan tersebut, untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan pada lembaga pendidikan, dapat menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi, dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan.
            Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Manfaat analisis balance scorecard antara lain: Memungkinkan manajer untuk melihat keberhasilan keseluruhan kinerja pegawai, Memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk fisik maupun non-fisik
    V.            Penutup
            Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. 
DaftarPustaka
                Fahrurrozi. Perencanan Pengembangan Pendidikan Islam.Semarang: Pustaka                                       Zaman. 2013
                luis Suwardi. Balanced Scorecard. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2007.
            Sallis Edward. Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD, 2010.



                [1]Edward Sallis, ManajemenMutuPendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD. 2010) hlm. 221
                [2]Fahrurrozi, PerencananPengembanganPendidikan Islam, (Semarang: PustakaZaman,                   2013) hlm.53
                [3]Fahrurrozi, PerencananPengembanganPendidikan Islam,hlm. 53
                [4]Fahrurrozi, Perencanan Pengembangan Pendidikan Islam, hlm. 53
                [6]Suwardi luis, Balanced Scorecard, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2007) hlm. 16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar